Minggu, 22 Maret 2009

Perawatan Orthodonti dalam Islam


Sejarah Perawatan Orthodonti

Berbicara mengenai sejarah ilmu orthodonti maka akan sama tuanya dengan sejarah ilmu kedokteran gigi serta cabang-cabang ilmu kedokteran gigi yang lain seperti ilmu penambalan gigi dan ilmu pembuatan gigi tiruan. Hippocrates termasuk salah satu orang yang berpendapat mengenai kelainan pada tengkorak kepala dan wajah (kraniofasial) : “Di antara kelompok manusia terdapat orang dengan bentuk kepala yang panjang, sebagian memiliki leher yang lebar dengan tulang yang kuat. Yang lainnya memiliki langit-langit (palatum) yang dalam dengan susunan gigi yang tidak teratur, berjejal satu sama lain dan hal itu berhubungan dengan sakit kepala dan gangguan keseimbangan.” Sedangkan Celcus pada tahun 25 SM mengemukakan teori: “Gigi dapat digerakkan dengan memberikan tekanan dengan tangan.” Peralatan sederhana yang didesain untuk mengatur gigi geligi telah ditemukan oleh para arkeolog di makam-makam kuno bangsa Mesir, Yunani, dan Suku Maya di Meksiko.


Pengertian Orthodonti

Arti harafiah orthodonti sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu orthos yang berarti lurus dan dons yang berarti gigi. Istilah orthodonti sendiri digunakan pertama kali oleh Le Foulon pada tahun 1839. Ilmu orthodonti sebagai suatu ilmu pengetahuan seperti yang kita kenal dewasa ini barulah kira-kira 50 tahun yang lalu dan lambat laun berkembang terus sehingga seolah-olah menjadi bidang spesialisasi dalam kedokteran gigi. Pada zaman dahulu yaitu 60 hingga 70 tahun yang lalu ilmu orthodonti memang sudah dikenal seperti halnya dengan ilmu penambalan gigi dan pembuatan gigi tiruan, tetapi konsepnya berbeda dengan konsep ilmu orthodonti yang sekarang. Jika dulu yang dipentingkan hanyalah masalah mekanis saja, dalam arti penggunaan alat-alat untuk meratakan susunan gigi yang tidak rata, sekarang masalah biologis juga turut menjadi perhatian.

Maksud dan tujuan dari perawatan orthodonti sendiri ada beberapa macam yaitu:

1. Menciptakan dan mempertahankan kondisi rongga mulut yang sehat


2. Memperbaiki cacat muka, susunan gigi geligi yang tidak rata, dan fungsi alat-alat pengunyah agar diperoleh bentuk wajah yang seimbang dan penelanan yang baik


3. Memperbaiki cacat waktu bicara, waktu bernafas, pendengaran, dan mengembalikan rasa percaya diri seseorang


4. Menghilangkan rasa sakit pada sendi rahang akibat gigitan yang tidak normal


5. Menghilangkan kebiasaan buruk, seperti; menghisap ibu jari, menggigit-gigit bibir, menonjolkan lidah, bernafas melalui mulut


Dari pemaparan di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan perawatan orthodonti adalah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan yang normal. Untuk itu, upaya yang dilakukan adalah dengan merapikan susunan gigi serta mengembalikan gigi geligi pada fungsinya yang optimal. Upaya merapikan susunan gigi geligi ini nantinya tidak akan terlepas dari pelibatan gigi geligi itu sendiri, jaringan lunak mulut, tulang wajah, dan jaringan lunak wajah. Dengan demikian didapatkannya suatu keharmonisan wajah adalah salah satu implikasi yang dapat diperoleh dari perawatan orthodonti.


Macam-Macam Perawatan Orthodonti


Secara umum menurut alat yang digunakan, perawatan orthodonti dibagi menjadi dua macam yaitu orthodonti lepasan [removable appliances] dan orthodonti cekat [fixed appliances]. Alat orthodonti lepasan umumnya digunakan pada kasus-kasus yang tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan pencabutan gigi. Karena keterbatasannya, biasanya alat orthodonti lepasan yang terbuat dari bahan akrilik ini, jarang digunakan oleh pasien-pasien dewasa.


Berbeda dengan alat orthodonti lepasan, alat orthodonti cekat memiliki indikasi perawatan yang lebih luas. Alat orthodonti cekat dapat digunakan untuk segala usia, bahkan usia lanjut sekalipun bila kondisi tulang penyangga giginya masih memungkinkan. Alat ini terdiri dari seutas kawat [terbuat dari campuran logam Nikel dan Titanium yang memiliki sifat tahan karat dan sangat lentur dengan ukuran yang berbeda-beda tergantung kebutuhan], bracket [penopang kawat yang ditempelkan pada gigi, dapat terbuat dari logam, keramik, dan plastik], dan cincin karet warna-warni. Karena alat orthodonti cekat ini ditempelkan pada gigi selama perawatan, maka pasien harus dapat menjaga kebersihan mulut sebaik mungkin agar tidak menimbulkan masalah gigi dan mulut yang lainnya.


Orthodonti Menurut Islam


Dengan melihat berbagai faktor penyebab dan kebutuhan penanganan secara orthodonti, maka hal tersebut diperbolehkan dalam Islam, baik sebagai pasien maupun dokter gigi yang menanganinya, bahkan hal ini sangat dianjurkan dan dapat bernilai ibadah. Sebab, Islam menganjurkan untuk berobat bila terjadi kelainan dan ketidaknormalan pada fisik dan psikis. Bukankah Islam sangat memperhatikan kesehatan seperti telah difirmankan ALLAH dalam Al-Qur’an?

Namun, belakangan ini tampaknya timbul suatu fenomena di mana penggunaan kawat gigi sebagai suatu tren tersendiri khususnya di kalangan kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena mereka sekedar ingin bergaya dan bahkan terkadang karena ingin menunjukkan status ekonomi, meskipun sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak perlu menggunakannya karena kondisi gigi yang normal. Untuk hal ini, pemasangan alat orthodonti cekat pada pasien yang sebetulnya tidak butuh perawatan sebetulnya merupakan perbuatan yang sia-sia, tidak perlu, termasuk mubazir. Sebab, biasanya rata-rata waktu perawatan orthodonti cukup lama tergantung tingkat keparahannya dengan biaya yang tidak sedikit. Jika perawatan orthodonti digunakan dengan tujuan yang seperti disebutkan di atas tadi, maka hal ini termasuk kepada hal yang berlebih-lebihan [israf] yang dibenci oleh ALLAH [QS. Al-Mu’minun : 64-5, QS. Al-Isra’ : 26-7]. Jadi, semuanya kembali lagi pada niat dan tujuan dari perawatan orthodonti itu sendiri. Wallahu’alam bishshawab.

Dari : http://muslimahui.my-php.net

Selasa, 03 Maret 2009

Penyakit pada Gingiva (gusi)


1. Gingivitis

Defenisi : Radang gusi adalah reaksi peradangan paling umum dari gingiva disebabkan oleh hasil kolonisasi bakteri pada permukaan gigi dan invasi yang menyangkut mikroorganisme ke dalam sulcus gingiva.

Etiologi Gingivitis :

- Penyebab Utama

Gingivitis hampir selalu terjadi akibat penggosokan dan flosing (membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi) yang tidak benar sehingga plak tetap ada disepanjang garis gusi.

Plak merupakan penyebab utama dari gingivitis

- Penyebab Lain

Faktor lain yaitu:

Penggunaan obat yang dapat menyebabkan pertumbuhan gusi yang berlebihan sehingga plak sulit dibersihkan dan menjadi gingivitis

Obat-obat itu adalah:

Fenitonin(obat anti kejang)

Siklosporin (Diminum oleh penderita yang mengalami pencangkokan organ)

Nifedipin(Obat untuk mengendalikan tekanan darah dan kelainan irama jantung).

Kekurangan vitamin C juga bisa menyebabkan gingivitis dimana gusi meradang dan terjadi pendarahan

Kekurangan Niasin (pellagra) juga bisa menyebabkan peradangan dan pendarahan gusi. Serta mempermudah terjadinya infeksi mulut.-

- Kehamilan, Pubertas, Pil KB , juga berpengaruh karena dapat menyebabkan perubahan hormonal. Terutama pada wanita hamil, karena sering menglami rasa mual dipagi hari sehingga kurang bisa menjaga kebersihan mulut. Dan berubah menjadi iritasi rinngan yang membentuk benjolan dan disebut tumor kehamilan. Jaringan ini mudah mengalami pendarahan.

- Gingivitis Deskuamativa, merupakan suatu keadaan yang paling sering ditemukan oleh wanita pasca menopause. Lapisan terluar terpisah dari jaringan dibawahnya, gusi menjadi sangat longgar.

- Pada perokoronitis, yang membengkak adalah gusi pada sebuah gigi yang belum keluar seluruhnya. Cairan, potongan makanan, bakteri, bisa terperangkap dalam bagian gusi ini. Bila terjadi infeksi bisa menyebar ke tenggorokan dan pipi.

GEJALA Gingivitis :

- Ciri utama Gusi tampak meradang , membengkak dan mudah berdarah.

- Pada Gingivitis Simplek, gusi tampak merah bukannya pink. Gusi membengkak dan mudah digerakkan.

Saat penderita menggosok gigi kemungkinan akan berdarah. Jika sudah berat, maka saat bangun pagi bantalnya dipenuhi darah terutama saat tidur penderita akan bernafas melalui mulut.

- Gingivostomatitis Herpetik Akut, merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut lainnya yang mengalami nyeri.Gusi tampak berwarna terang dan banyak terdapat banyak luka terbuka berwarna putih atau kuning dalam mulut.

- Gingivitis pada Leukimia merupakan tanda awal dari leukimia pada sekitar 25% penderita anak-anak. Karena adanya penyusupan sel-sel leukimia kedalam gusi sehingga menyulitkan untuk melawan infeksi, gigi mudah berdarah dan berlanjut sampai beberapa menit karena leukimia darah membeku dalam waktu yang cukup lama.

PENGOBATAN :

- Jika penyebabnya adalah obat-obatan maka harus diangkat melalui pembedahan.

- Jika kekurangan vit.C dan niasin, maka perlu penambahan niasin dan vitamin.

- Tumor kehamilan diangkat melalui pembedahan, tetapi tumor cenderung tumbuh kembali selama kehamilan masih berlangsung.

- Gingivostomatitis herpetik akut, biasanya membaik tanpa pengobatan dalam waktu 2 minggu. Dan dapat diberikan obat kumur anestetik untuk mengurangi rasa tidak nyaman ketika penderita makan dan minum.

- Pada Gingivitis Deskuamativa, diberikan terapi sulih hormon. Pilihan pengobatan lainnya adalah tablet kortikosteroid atau salep kortikosteroid yang dioleskan langsung ke gusi.

- Untuk mencegah terjadinya pendarahan pada leukimia, sebaiknya penderita membersihkan giginya tidak menggunakan sikat gigi tapi berupa bantalan atau busa.

- Pada perokoronitis, sisa makanan dan bakteri biasanya dibersihkan oleh dokter gigi. Jika rontgent menunjukan bahwa gigi molar bawah tidak mungkin tumbuh secara sempurna maka molar atas dicabut dan diberikan antibiotik sebelum gigi molar bawah juga dicabut.


2. Acute Necrotizing Ulcerative Gingvitis (ANUG)

- Semacam penyakit mulut yang dulu disebut juga Vincent’s angina, atau trench mouth yang berupa peradangan spontan pada gusi.

Biasanya muncul pada penderita HIV

Apabila ANUG ini dibiarkan, dan lemahnya resistensi tubuh maka bisa berlanjut menjadi Necrosis Stomatitis

Gejala-gejala anug:

Peradangan gingiva yang terjadi secara akut disertai pendarahan spontan, nyeri, terdapatnya pengelupasan pseudomembran dan munculnya tanda-tanda halitosis.

Biasanya ditemukan pada orang dewasa muda.

Penyakit ini tak menular.

PENYEBAB :

Penyebab pastinya tak diketahui, tetapi dapat disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk.

Adanya kuman Leptothrix buccalis, yaitu suatu basilus fusiformis. Juga adanya kuman Borellia Vicenti suatu treponema atau bakteri yang berbentuk spiral.

PENGOBATAN :

Bisa dicegah dengan perawatan oral.

Dengan pengobatan, yaitu pemberian metronidazole 200 mg 3x sehari dan penisilin 250 mg 4x sehari selama 5 hari.

Atau bisa juga melalui gingivectomy


3. Hiperplasia Ginggiva Akibat Obat-Obatan

Defenisi :

Suatu pelebaran atau peningkatan yang berlebihan gingiva akibat proliferasi sel yang timbul akibat pengkonsumsian obat-obatan.

GEJALA-GEJALA:

Gingiva terlihat membengkak, memerah, menggembung.

Bisa saja terjadi pendarahan.

PENYEBAB HYPERPLASIA :

Pelebaran gusi ini diakibatkan pengkonsumsian obat-obatan.

Ada tiga golongan obat penyebab penyakit ini:

Golongan Anticonvulsant Phenytoin:

Obat-obatan yang biasa digunakan pada penderita epilepsi, pengendali saraf, tekanan darah. Dapat menghasilkan bermacam-macam gangguan pada ginggiva termasuk pipi dan bibir. Gangguan yang dihasilkan dapat berupa kebengkakan, pucatnya warna gingiva dan lain-lain. Contoh golongan Anticonvulsant .P:

Dilantin ( Phenytoin), digunakan untuk perawatan terhadap epilepsi

Procardia ( Nifedipine), digunakan untuk perawatan tekanan darah tinggi, angina ( sakit dada/peti), sertajantung arrhythmias dan lain-lain.

Neoral ( Cyclosporine), Neoral digunakan sendiri atau di (dalam) kombinasi dengan immunosuppressive obatlain untuk radang sendi atau setelah pengoperasian organ ataupun pencangkokan.

Golongan Immunosuppressive:

Yaitu obat-obatan yang dapat diberikan pada saat orang selsesai operasi, pencangkokan, atau adanya penolakan thd organ pasca operasi serta pengembalian sistem imun seseorang terhadap operasi.

Golongan Calcium Channel Blockers, penghalang saluran kalsium yang menyebabkan gingiva memerah, bengkak, mudah berdarah.

PENGOBATAN:

Pertama dengan pengujian periodontal, dilanjutkan dengan gingivectomy

Bisa juga dicegah dengan menjaga kebersihan oral, serta penghentian konsumsi obat-obat sejenis.


4. Resesi Ginggiva

Defenisi :

Hilangnya aspek gingiva diatas akar gigi di aspek vestibular atas atau oral

PENYEBAB :

Karena adanya akumulasi plak yang berlebihan didaerah servikal gigi sehingga memungkinkan bakteri plak melakukan penetrasi kedalam gusi dan merusak jaringan gusi tersebut.

Gigi terlihat sebagian radiksnya sekitar beberapa mili dari servikal

Gusi pucat, dan gigi terlihat jarang-jarang, karena gusi menjadi tidak rapat.

PENGOBATAN :

Bervariasi, tergantung tingkat keparahan. Mulai dari tes periodontal, pemeriksaan rutin, pembersihan plak, dan operasi

Bisa dicegah dengan menjaga kebersihan mulut.